MAKALAH KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL
PENATALAKSANAAN BAYI DENGAN HIPOTERMY
Dosen Pengampu : INDRAYANI HARAHAP, S.Kep, Ns
Di Susun Oleh :
Kelompok X
1.
MUSLIMAH
2.
NIKE RUSPADILA
3.
NOFITRIANA
Kelas II A
AKADEMI KEBIDANAN KELUARGA BUNDA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih utama melainkan
rasa syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, atas kesempatan ,kesehatan
dan inayahnya hingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Dan tak lupa pula sholawat
beserta salam kami kirimkan pada baginda nabi MUHAMMAD SAW,yang telah membawa
umat pada zaman yang terang benderang.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Dosen Pengampu mata kuliah Kegawatdaruratan Matenal dan Neonatal yang telah
memberikan petunjuk atas makalah ini,serta ucapan terima kasih kepada Kelompok
X yang telah berpartisipasi untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini.
Makalah ini menjelas bagaimana mengenai
Penatalaksanaan Bayi Dengan Hipotermy, serta menguraikan beberapa penjelasan
mengenai Hipotermi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua,dan mohon maaf jika masih banyak terdapat kesalahan pada makalah ini
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terutama dari
Dosen Pengampu untuk penyempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi.
Jambi , Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang masalah
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan Makalah
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 HIPOTERMI
2.1.1
Defenisi
2.1.4 Pencegahan
dan Penanganan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.4.
Latar Belakang masalah
Hipotermi merupakan
salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada neonatal. Menurut laporan
LB3 Dinkes Subdinbindal Yogyakarta 2003 angka kematian bayi sebesar 281 dari
23,53/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah dikembangkan tindakan untuk mencegah
hipotermi pada neonatal yaitu dengan menunda memandikan sampai suhu tubuh bayi
stabi atau 6 jam setelah kelahiran bayi.
Hipotermi pada bayi
baru lahir perlu mendapat perhatian dari para petugas kesehatan dan khususnya
calon ibu yang akan memiliki anak. Mereka perlu memiliki pengetahuan tentang
bagaimana cara menangani bayi baru lahir dan memberlakukan bayi ketika bayi baru
lahir.
1.5.
Rumusan Masalah
Penanganan yang salah
terhadap bayi bisa menyebabkan dampak negatif bagi mereka. Sebagai contoh
terjadinya hipotermi pada bayi disebabkan oleh kebiasaan/perilaku yang salah
seperti mengeringkan dan membersihkan tubuh bayi menunggu setelah plasenta
lahir, memandikan bayi dilakukan segera setelah lahir, membersihkan lemak bayi
segera setelah lahir, memercikkan air hangat / air dingin / air kembang /
minyak wangi pada bayi baru lahir yang tidak menangis (untuk merangsang
pernafasan) , mengosok tubuh bayi dengan minyak kayu putih / obat gosok , bayi
baru lahir tidak segera didekapkan / dipisah /tidak segera disusui oleh ibunya.
Semua kebiasaan diatas justru mengakibatkan suhu
tubuh bayi mengalami penurunan.Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian
bayi baru lahir. Oleh karena itu para petugas kesehatan harus melakukan
tindakan
pencegahan terjadinya
hipotermi di tingkat pelayanan dasar. Sebaiknya para petugas kesehatan memiliki
penguasaan dalam mencegah dan menangani hipotermi pada bayi baru lahir untuk
memberikan dampak positif yang sangat berarti dalam mencegah terjadinya
kematian. Begitu pula dengan ibu, penolong persalinan, dan keluarga di rumah
yang bisa dengan mudah mencegah terjadinya hipotermi.
1.6.
Tujuan Makalah
a.
Agar mahasiswa mampu
menjelaskan dan mengidentifikasi suatu proses terjadinya Hipotermi pada bayi .
b.
Agar mahasiswa memiliki
kemampuan untuk menjelaskan dan melakukan penatalaksanaan yang sesuai pada
Hipotermi.
c.
Agar mahasiswa mampu
melakukan tindakan yang sesuai dengan kewenangan dan berpartisifasi dalam
menekan AKB (Angka Kematian Bayi)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HIPOTERMI
2.1.1 Defenisi
Hiportemi
adalah bayi dengan suhu badan dibawah normal. Adapun suhu normal bayi adalah36,5-37’5⁰ c (suhu ketiak). Gejala
awal hipotermi apabila suhu <36⁰ c atau
kedua kaki dan tangan teraba dingin. bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka
bayi sudah mengalami sedang (suhu 32-36⁰ c). Disebut hipotermi
berat bila suhu <32⁰c, diperlukan termometer ukuran
rendah (lown reading thermometer) yang dapat mengukur sampai 25⁰c( yayasan bina pustaka sarwono
prawirahardjo, 2006) . disamping sebagai suatu gajala , hipotermi
merupakan awal sandra M.T . (1997) bahwa hipotermi yaitu kondisi di mana suhu
inti tubuh turun sampai dibawah 35⁰c. (Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, hal 283: Ai Yeyeh Rukiyah, S.Si.T DKK)
Hipotermi adalah kondisi ketika ekstremitas
bayi terasa dingin dan sering menangis karena produksi panas yang kurang akibat
sirkulasi yang masih belum sempurna,respirasi yang masih lemah dan konsumsi
oksigen yang rendah, inaktifitas otot, serta asupan makanan yang rendah.
(Asuhan Neonatus Bayi dan Balita, hal.19 : Rochman K.M.,S.Pd,SKM .DKK)
2.1.2 Etiologi
Penyebab terjadinya
hipotermi pada bayi yaitu : jaringan lemak subkutan tipis , perbandingan luas
permukaan tubuh dengan berat badan besar , cadangan glikogen dan brown fat
sedikit , BBL (bayi baru lahir ) tidak mempunyai respon shivering (menggigil)
pada reaksi kedinginan , kurang ya pengetahuan perawat dalam pengelolaan bayi
yang beresiko tinggi mengalami hipotermi .
Mekanisme hilangnya panas pada bayi baru lahir yaitu dengan:
a. Radiasi :dari objek ke panas bayi , contoh : timbangan bayi
dingin tanpa alas
b. evaporasi: karena penguapan cairan yang melekat pada kulit ,
contoh : air ketuban pada tubuh bayi
baru lahir , tidak dapat
dikeringkan.
c. konduksi: panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang melekat
di tubuh , contoh: pakain bayi yang basah tidak cepat di ganti.
d. konveksi : penguapan dari tubuh ke udara, contoh: angin di
sekitar tubuh bayi baru lahir . (asuhan neonatus bayi dan
balit, hal 284)
2.1.3 akibat-akibat hipotermi
akibat –akibat yang ditimbulkan oleh hipotrmi akibat yang bisa
ditimbulkan oleh yaitu : hipoglikemia sidosis metabolisme anaerob , kebutuhan
oksigen yang meningkat sehingga pertumbuhan terganggu , gangguan pembekuan
sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi berat ,
shock, apnea,perdarahan intra ventricular.
2.1.4 pencegahan dan penanganan
Hipotermi pemberian panas yang mendadak , berbahaya karena dapat
terjadi apnea sehingga sehingga di rekomendasikan penghangatan 0,5 -1⁰c tiap jam ( pada bayi <1000 gram penghangatan maksimal 0,6⁰c) .(indarso ,f 2001). Alat-alat inkubator untuk bayi < 1000
gram , sebaiknya diletakkan dalam inkubator .bayi –bayi tersebut dapat tahan
terhadap suhu lingkungan 30⁰c .radiant warner adalah
alat yang digunakan untuk bayi yang belum stabil atau untuk tindakan –tindakan
. dapat menggunakan servo controle ( dengan menggunakan probe untuk kulit )
atau non servo controle ( dengan mengatur suhu yang dibutuhkan secara manual).
(asuhan neonatus bayi dan balita ,hal 284-285).
2.1.5 penatalaksanaan neonatus resiko tinggi
Mempertahankan suhu tubuh untuk mencegah hipotermi menurut
indarso, f(2001) menyatakan bahwa untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dalam
mencegah hipotermi adalah:
1)
Menyiapkan tempat
melahirkan yang hangat , kering dan bersih .
2)
Mengeringkan tubuh bayi
yang baru lahir dengan handuk yang kering dan bersih
3)
Menjaga bayi hangat dengan
cara mendekap bayi di dada ibu dengan kedua ya diselimuti ( metode kangguru)
4)
Memberi ASI sedini mungkin
segera setelah melahirkan agar dapat merangsan pooting reflex dan bayi
memperoleh kalori dengan:1) menyusui bayi ; 2) pada bayi kurang bulan yang
belum bisa menetek ASI diberikan dengan sendok dan pipet ;3) selama memberikan
ASI bayi dalam dekapan ibu agar tetap hangat.
5)
Mempertahan kan bayi tetap
hangat selama dalam perjalanan pada waktu rujukan.
6)
Memberikan penghangatan
pada bayi baru lahir secara mandiri.
7)
Melatih semua orang yang
terlibat dalam pertolongan persalinan. Menunda memandikan bayi lahir sampai
suhu tubuh normal untuk mencegah terjadinya seranagan dingin, ibu atau keluarga
dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi.
Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali
meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangat bayi dalam
inkubator atau melalui penyinaran lampu. Cara lain yang sangat sederhana dan mudah
dikerjakan setiap orang ialah metode dekapan ibunya dan keduanya diselimuti
agar bayi senantiasa hangat.
Bila tubuh bayi masih
dingin , gunakan selimut atau kain hangat yang diseterika terlebih dahuku yang
digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu.lakukan berulang kali sampai tubuh
bayi hangat. Tidak boleh memakai buli-buli panas,bahaya luka bakar. Biasanya
bayi hipotermi menderita hipoglikemia
sehingga bayi harus di beri ASI sedikit-sedikit dan sering mungkin. Bila bayi
tidak dapat menghisap beri infus glukosa 10 % sebanyak 60-80ml/ kg per hari.
Hipotermi didefinisikan sebagai nilai suhu dibawah 36⁰c ( morris 1994). Ketika suhu tubuh dibawah level ini, bayi ada
dalam resiko “ cold stress”. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi seperti
peningkatan pemakaian O2 ,produksi asm laktat ,apnoea, penurunan koagluasi penurunan
darah dan yang paling sering kita temui adalah hypoglikemia. Pada bayi
prenterm ,” cold stress” dapat menyebabkan penurunan pengeluaran dan sintesis
surfaktan. ( midewiferi), membiarkan bayi dalam keadaan dingin, meningkatkan
kematian dam morbiditas. Setelah lahir, suhu tubuh bayi menurun dengan cepat.
Suhu tubuh bayi yang sehat akan mencoba menyesuaikan temperatur denagan batas
yang normal. ( asuhan neonatus bayi dan anak balita, hal 285-286)
2.1.6 penyebab hipotermi
Hipotermi pada bayi baru lahir dapat dicegah ,jika seorang bidan
dapat memprediksi dengan melihat beberapa penyebab antara lain : asphyksia yang
hebat, rsusitasi yang ekstensive ,lambat sewaktu mengeringkan bayi, lebih
sering terjadi hipotermi dari pada hipetemia , pada bayi prematur atau bayi
kecil yang memiliki cadanagan glukosa yang sedikit.
2.1.7 ciri-ciri hipotermi pada bayi baru lahir atau neonatus
Beberapa ciri jika seorang bayi mengalami hipotermi antara lain
: bayi menggigil, walau biasanya ciri ini tidak mudah terlihat pada bayi kecil , kulit anak terlihat
belang-belang , merah campur putih atau timbul bercak-bercak ,anak terlihat
apatis atau tetap saja dibiarkan , maka
anak sebut tersebut bisa berhenti nafas , puncaknya , anak bisa terkena
hipotermi dan meninggal.
2.1.8
gejala hipotermia bayi pada bayi baru lahir
Gejala hipotermia pada bayi baru lahir
: bayi tidak mau minum atau menetek,
bayi tampak lesu atau mengantuk saja , tubuh bayi teraba dingin , dalam keadaan
berat , denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras ( sklerema).
-tanda –tanda hipotermia sedang (stress dingin): aktifitas berkurang
,letargis ,tangisan lemah , kulit bewarna tidak rata (cutis marmorata),
kemampuan menagis lemah , kaki teraba dingin.
-tanda-tanda hipotermia berat (cedera
dingin ): sama dengan hipotermia sedang , bibir dan kuku kebiruan ,pernapasan
lambat, pernapasa tidak teratur , bunyi jantung lambat , selanjutnya mungkin
timbul hipoglikemia dan asidosis metabolic , tanda –tanda stadium lanjut
hipotermia , muka, ujung kaki dan tangan bewarna merah terang , bagian tubuh
lainnya pucat, kulit mengerasmerah dan
timbul oedema terutama pada punggung, kaki dan tangan( sklerema).
2.1.9 penanganan hipotermi bayi baru lahir
Bayi yang mengalami hipotermia biasanya
mudah sekali meninngal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan
bayi di dalam inkubator atau menilai penyinaran lampu.
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah
dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu.
Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu
dan bayi. Untuk menjaga bayi tetap hangat , tubuh ibu dan bayi harus berada di
dalam satu pakain (merupakan teknologi tept guna baru ) disebut sebagai metode
kangguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakain longgar berkancing depan.
Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan
selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk
menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukanlah berulang kali sampai tubuh bayi hangat.
Biasanya bayi hipotermi menderita
hpoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin.
Bila bayi tidak mengisap, diberi infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/ kg per
hari. (asuhan neonatus bayi dan balita, hal : 290, ai yeyeh rukiyah S.Si.)
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Bayi
dengan suhu badan di bawah normal biasa di sebut dengan bayi hipotermi.
Hipotermi ini biasanya terjadi pada bayi yang baru saja lahir. Pada bayi neonatus
suhu normalnya adalah 36,5 – 37,5 derajat Celsius (suhu ketiak). Apa bila suhu
< 36 derajat Celsius, kedua kaki dan tangan terasa dingin kita mesti
mewaspadainya karena ini merupakan gejala awal hipotermi.
Pada saat
suhu cuaca dingin, suhu badan bayi cendrung menurun. Hal ini lah yang
memungkinkan terjadinya hipotermi. Langkah awal yang harus kita lakukan kalau
bayi terserang hipotermi adalah mengenali gejala-gejala yang terjadi dan segera
lakukan pertolongan pertama dengan cara menghangatkan tubuh si bayi, dekaplah
tubuh bayi ke dada si ibu dan beri selimut serta topi pada bayi dan dan atur
temperature ruangan bayi.
3.2.
Saran
1. Lakukan upaya pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar mengeringkan dan melakukan kontak kulit langsung dengan ibu.
2. Jaga suhu ruangan selama dan setelah kelahiran bayi karna sangat besar pengaruhnya pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan hipotermi.
3. cegah hipotermi dengan mempertahankan tubuh bayi tetap hangat melalui metode ”kanguru” dan memenuhi kebutuhan kalorinya dengan memberi ASI sedini mungkin (30 menit setelah bayi lahir).
1. Lakukan upaya pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar mengeringkan dan melakukan kontak kulit langsung dengan ibu.
2. Jaga suhu ruangan selama dan setelah kelahiran bayi karna sangat besar pengaruhnya pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan hipotermi.
3. cegah hipotermi dengan mempertahankan tubuh bayi tetap hangat melalui metode ”kanguru” dan memenuhi kebutuhan kalorinya dengan memberi ASI sedini mungkin (30 menit setelah bayi lahir).
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh.R &
Lia Yulianti, 2010. Asuhan Neonatus Bayi & Anak Balita, Jakarta: TIM
Rochman, DKK, 2012. Asuhan Neonatus Bayi & Balita, Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar