Kenali Psikologis Wanita
1.
Cara mengatasi gangguan psikologis pada saat menstruasi
Gangguan Psikologi
Menstruasi
Gangguan psikologis
yang terjadi pada perempuan saat menstruasi atau yang sering disebut dengan Pre
Menstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan
psikis yang dialami menjelang menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah
menstruasi. PMS ini adalah wajar bukan merupakan suatu kelainan, banyak
perempuan yang mengalami hal ini. Penyebab PMS secara pasti belum diketahui,
banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat banyak faktor salah satunya adalah
akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Tanda – tanda
PMS antara lain, secara fisik: mudah lelah, timbul jerawat, nyeri
kepala, nyeri perut dan payudara, sedangkan secara psikis:
mood menjadi labil, mudah tersinggung, gangguan konsentrasi dan sulit
tidur.
Mengenai
pengelolaannya ditujukan untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala
yang ada, mengurangi akibat yang timbul dari PMS dalam aktivitas sehari – hari
maupun hubungan interpersonal serta mengusahakan agar efek samping minimal
dari terapi yang diberikan. Adapun terapi yang diberikan dapat berupa
terapi farmakologi dengan menggunakan obat – obatan untuk mengatasi rasa nyeri
maupun terapi non farmakologi seperti modifikasi pola hidup dan asupan nutrisi
yang seimbang.
Pada masa menstruasi
banyak sekali terdapat gangguan – gangguan baik dari segi fisik maupun dasi
segi psikologis. Gangguan – gangguan menstruasi ini dapat menyebabkan
tergangguanya aktivitas – aktivitas dari wanita yang mengalami gangguan
menstruasi tersebut.
Gangguan – gangguan
psikologi pada saat menstruasi yaitu :
a.
Kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi, sehingga menimbulkan fobia
terhadap menstruasi. Maksudnya disini jika keregangan dan kecemasan ini secara
terus menerus serta berlebihan serta tidak segera diatasi maka akan menimbulkan
fobia pada menstruasi.
b. Merasa
terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya menstruasi.
Wanita akan merasa kebebasannya terbatas akibat datangnya menstruasi ini
misalnya saja wanita akan terbatas dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari
contohnya ia tidak dapat melaksanakan ibadah, aktivitas olahraga dan
aktivitas-aktivitas lainnya.
c.
Mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul dikarenakan akibat dari
perubahan cara kerja hormon-hormon serata karena pengaruh rasa nyeri yang
timbul pada saat menstruasi.
d. Perubahan
pola makan pola makan cenderung meningkat terutama pada makan yang manis.
e.
Merasa gelisa dan gangguan tidur. Pada saat menstruasi seorang wanita akan
mengalami gangguan atau masala susah tidur atau insomnia.
Cara Mengatasi
Gangguan Psikologis Menstruasi:
a.
Memberi penjelasan kepada klien, bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses
fisiologi atau normal yang pasti akan terjadi dan akan dialami oleh setiap
wanita yang subur.
b. Memberi
informasi-informasi positif yang berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi
kesalah pahaman terhadap proses menstruasi tersebut.
c.
Memberikan saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi
berlangsung, seperti istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih dan
melakukan kompres air hangat pada bagian perut.
d. Memberikan
support mental atau dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan tidak
merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi.
2. Cara
Mengatasi Gangguan Psikologis Pada Saat Perkawinan
Gangguan Psikologis
Perkawinan
Perkawinan adalah
suatu proses penyatuan antara seorang laki-laki dan perempuan yang memiliki
kepribadian yang berbeda dalam satu ikatan yang syah sehingga diharapkan dapat
membentuk suatu keluarga yang harmonis dan sejahtera.
Pada saat perkawinan
terdapat banyak sekali gangguan-gangguan terutama dari segi gangguan psikologis
, gangguan tersebut diantaranya adalah:
a.
Ketegangan dan kecemasan pada saat perkawinan
b.
Kejenuhan dalam perkawinan, rasa jenuh pada perkawinan akan timbul, karena
dalam perkawinan seseorang akan cenderung melakukan rutinitas yang sama
c.
Ketidak puasan terhadap pasangannya
d.
Merasa aktivitasnya terbatasi oleh perkawinansehinggan akan menimbulkan
perasaan tertekan dan akhirnya akan menyebabkan depresi .
Cara
Mengatasi Gangguan Psikologis Pada Perkawinan :
a.
Memberikan informasi-informasi mengenai perkawinan, sehingga tidak terjadi
ketegangan dan kesalah pahaman mengenai perkawinan
b.
Memberikan penjelasan bahwakonflik-konflik yang terjadi dalam perkawinan
merupakan hal yang wajar
c.
Memberikan saran pada pasangan, jika terjadi perbedaan pendapat dalam
perkawinan, maka salah satu dari mereka harus ada yang mengalah. Sehingga tidak
menimbulkan tekanan dan ketegangan dalam perkawinan.
3.
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Yang Berhubungan Dengan Kehamilan
Komunikasi
Pada Ibu Hamil
Kehamilan
memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis bagi ibu hamil.
Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual, tidak
nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis yang
menyertai ibu hamil diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan
bergairah dengan kehamilannya dan sebagainya.
Adapun
pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan:
a.
mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan kesehatan dan
segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil
b.
dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam permasalahan
psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan
c.
membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya
untuk menerima dan memelihara kehamilannya.
4.
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Yang Berhubungan Dengan Persalinan
Kegiatan komunikasi terapeutik pada ibu
melahirkan merupakan pemberian bantuan pada ibu yang akan melahirkan dengan
kegiatan bimbingan proses persalinan.
a.
Tujuan Komunikasi terapeutik Pada Ibu Dengan Gangguan Psikologi Saat
Persalinan.
1)
Membantu pasien memperjelas serta mengurangi beban perasaan dan pikiran selamam
proses persalinan.
2)
Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien
3)
Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri untuk
kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat berjalan dengan semestinya.
b.
Pendekatan Komunikasi Terapeutik.
1)
Menjalin hubungan yang mengenakkan (rapport) dengan klien.
Bidan menerima klien apa adanya dan
memberikan dorongan verbal yang positif.
2)
Kehadiran.
Kehadiran merupakan bentuk tindakan
aktif ketrampilan yang meliputi mengayasi semua kekacauan/kebingungan,
memberikan perhatian total pada klien. Bila memungkinkan anjurkan pendamping
untuk mengambil peran aktif dalam asuhan.
3)
Mendengarkan.
Bidan selalu mendengarkan dan
memperhatikan keluhan klien.
4)
Sentuhan dalam pendampinganklien yang bersalin.
Komunikasi non verbal kadang-kadang
lebih bernilai dari pada kata-kata. Sentuhan bidan terhadap klien akan memberi
rasa nyaman dan dapat membantu relaksasi.
5)
Memberi informasi tentang kemajuan persalinan.
Hal ini diupayakan untuk memberi rasa
percaya diri bahwa klien dapat menyelesaikan persalinan. Pemahaman dapat
mengerangi kecemasan dan dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi apa yang
akan terjadi. Informasi yang diberikan diulang beberapa kali dan jika mungkin
berikan secara tertulis.
6)
Memandu persalinan dengan memandu intruksi khusus tentang bernafas, berelaksasi
dan posisi postur tubuh.
Misalnya : bidan meminta klien ketika
ada his untuk meneran. Ketika his menghilang, bidan mengatakan pada ibu untuk
bernafas pajang dan rileks.
7)
Mengadakan kontak fisik dengan klien.
Kontak fisik dapat dilakukan dengan
menggosok punggung, memeluk dan menyeka keringat serta membersihkan wajah
klien.
8)
Memberikan pujian.
Pujian diberikan pada
klien atas usaha yang telah dilakukannya.
9)
Memberikan ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan menyatakan
ikut berbahagia.
Komunikasi terapeutik pada ibu
dengan gangguan psikologi saat persalinan dilaksanakan oleh bidan dengan sikap
sebagai seorang tua dewasa, karena suatu ketika bidan harus memberikan
perimbangan.
5.
Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Pada Saat Nifas
Pengertian.
Masa nifas adalah masa
2 jam setelah lahirnya placenta sampai enam minggu berikutnya. Waktu yang tepat
dalam rangka pengawasan Post Partum adalah 2-6 jam, 2jam-6hari, 2jam-6minggu
(atau boleh juga disebut 6 jam, 6 hari dan 6 minggu ).
Pengawasan dan asuhan
post partum masa nifas sangat diperlukan yang tujuanya adalah sebagai berikut :
a. Menjaga
kesehatan ibu dan batinya, baik fisik maupun psikologi.
b. Melaksanakan
sekrining yang komprehensif, mendeteksi masalah mengobati, atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c. Memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyusui,
pemberian imunisasi pada saat bayi sehat.
d. Meberikan
pelanyanan KB.
Gangguan yang sering
terjadi pada masa nifas berupa gangguan psikologis seperti Post Partum Blues (PPS),
depresi post partum dan post partum psikologi.
Baby Blue (Post Partum
Blues)
Merupakan kesedihan
atau kemurungan setelh melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni
sekitar dua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi yang diyandain dengan
gejala-gejala sbb:
1)
Cemas tanpa sebab
2)
Menangis tanpa sebab
3)
Tidak sabar
4)
Tidak percaya diri
5)
Sensitive
6)
Mudah tersinggung
7) Merasa
kurang menyayangi bayinya
Jika hal ini dianggap
enteng, keadaan ini bisa serius dan bisa bertahan dua minggu sampai satu tahun
dan akan berlanjut menjadi Post Partum Sindrome.
Cara mengatasi
gangguan psikologi pada nifas dengan post partum blues ada dua cara yaitu :
a. Dengan
cara pendekatan komunikasi terapeutik
b. Dengan
cara peningkatan support mental/ dukungan keluarga
Komunikasi Terapeutik
Tujuan dari komunikasi
terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam
rangka kesembuhannya dengan cara :
a. Mendorong
pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi.
b. Dapat
memahami dirinya
c. Dapat
mendukung tindakan konstruktif.
Peningkatan Suport
Mental/Dukungan Keluarga Dalam Mengatasi Gangguan Psikologis Yang Berhubungan
Dengan Masa Nifas.
Dalam menjalani
adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sbb :
a. Fase
Taking in yaiyu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering
berulang diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap
lingkungannya.
b. Fase
taking hold Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.
Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat
ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam
merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
c. Fase
letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
merawat diri dan bayinya sudah meningkat.
Ada kalanya, ibu
mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby
blues. Jika hal ini terjadi, disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini :
a. Minta
bantuan suami atau keluarga yang lain, jika membutuhkan istirahat untuk
menghilangkan kelelahan.
b. Beritahu
suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan. Mintalah dukungan dan pertolongannya
c. Buang
rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat bayi karena semakin sering
merawat bayi, ibu akan semakin terampil dan percaya diri.
d. Carilah
hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri.
6. Cara
Mengatsi Gangguan Psikologis Pada Saat Menopause
Gangguan Psikologis
Pada Wanita Menopause
Menurut Kartini (1992) beberapa gangguan yang terjadi adalah :
a. Depresi
Menstrual
Keadaan ini pernah
timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama periode
reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris. Pada saat ini
sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif itu selalu saja
timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba bersamaan dengan
datangnya siklus haid. Tampaknya depresi tadi merupakan manifestasi dari
kepedihan hati dan kekecewaan, bahwa wanita yabg bersangkutan menjadi kurang
lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.
Cara mengatasi
gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menstrual yaitu :
1) Dukungan
Informatif
a) Memberikan
konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami
oleh semua wanita.
b) Memberikan
nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima status quo.
c) Memberi
nasehat agar dapat menerima keadaannya dengan lapang dada.
d) Memberikan
informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang
terjadi kepada suaminya.
e) Memberi
nasehat untuk mencari tahu lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media
cetak, elektronik dan lain-lain.
f) Memberi
nasehat untuk mencari dukungan spiritual.
g) Memberi
contoh-contoh pengalaman poditif tentang wanita menopause.
h) Menganjurkan
untuk berolahraga.
i)
Memberi latihan penanganan stress.
j)
Memberi nasehat uabtuh konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.
2) Dukungan
Emosional
a) Mempunyai
rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
b) Melibatkan
anggota keluarga terutama suami dalam memahami kandisi istrinya.
c) Memberikan
perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.
d) Menciptakan
lingkungan kelurga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
3) Dukungan
Penghargaan
a) Memberi
penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.
b) Memberi
dorongan/support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.
4) Dukungan
Instrumental
a) Memberi
bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.
b) Memberi
bantuan materi (yang dilakukan keluarga )
b. Ide Delirius
Biasanya gejala
tersebut berisikan ide delirus (kegilaan, nafsu-nafsu petualangan). Cara
mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan ide delirius yaitu :
1) Memberi
nasehat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
2) Memberi
nasehat mengembangkan pikiran atau ide yang positif dalam hidup.
c. Masturbasi Klitoris
Ada kalanya pada
wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi dan
ia sensitive sekali sengga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani
kelentir). Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi :
1.
Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.
2.
Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk
mendapat terapi.
3.
Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan
sex.
4.
Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau
membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada isrinya.
d. Aktifitas Hipomanis
Semu
a.
Wanita ini merasakan seolah – olah vitalitas hidupnya jadi
bertambah.
b.
Cara mengatasi gangguan psikologis ini yaitu :
Memberi nasehat agar
aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal positif.
1)
Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.
Cara Mengatasi Insomnia, Gangguan Konsep Diri
Dan Infatile Pada Masa Menopause Dengan Konseling Dan Kolaborasi
Pada masa menopause
terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diataranya insomia, gangguan konsep
diri dan infantile. Cara mengatasinya adalah :
1.
Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan
ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan.
2.
Makanlah jangan terlalu banyak/kenyang dan jangan kurang karena
akan mengganggu tidur.
3.
Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu
panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapih.
4.
Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi
kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.
5.
Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bak waktu
malam hari.
6.
Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan
singkirkan semua kecemasan sebelum tidur.
7.
Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.
8.
Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah
dari Tuhan.
9.
Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan batin,
memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10. Ketenangan dalam
keluarga yaitu adanya pengeryian dan dorongan anggota kelurga akan membantu
mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
11. Pengobatan dengan
esterogen dan kombinasi psikoterapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar