Jumat, 11 Oktober 2013

Dysfunctional uterine bleeding (DUP)


Dysfunctional uterine bleeding (DUP) atau perdarahan uterus disfungsional

Pengertian
Dysfunctional uterine bleeding (DUP) atau perdarahan uterus disfungsional adalah perdarahan abnormal yang dapat terjadi di dalam siklus maupun di luar siklus menstruasi, karena gangguan fungsi mekanisme pengaturan hormon (hipotalamushipofisis-ovarium-endometrium), tanpa kelainan organ. Perdarahan ini juga didefinisikan sebagai menstruasi yang banyak dan / atau tidak teratur tanpa adanya patologi pelvik yang diketahui, kehamilan atau gangguan perdarahan umum.

Siklus Menstruasi Normal
Menstruasi normal terjadi akibat turunnya kadar progesteron dari endometrium yang kaya esterogen. Siklus menstruasi yang menimbulkan ovulasi disebabkan interaksi kompleks antara berbagai organ. Disfungsi pada tingkat manapun dapat mengganggu ovulasi dan siklus menstruasi. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 21-35 hari dan berlangsung sekitar 2-7 hari. Pada saat menstruasi, jumlah darah yang hilang diperkirakan 35-150 ml, biasanya berjumlah banyak hingga hari kedua dan selanjutnya berkurang sampai menstruasi berakhir.

Patogenesis
Secara garis besar, kondisi di atas dapat terjadi pada siklus ovulasi (pengeluaran sel telur/ovum dari indung telur), tanpa ovulasi maupun keadaan lain, misalnya pada wanita premenopause (folikel persisten).

Sekitar 90% perdarahan uterus difungsional (perdarahan rahim) terjadi tanpa ovulasi (anovulation) dan 10% terjadi dalam siklus ovulasi.


Pada siklus ovulasi.

Perdarahan rahim yang bisa terjadi pada pertengahan menstruasi maupun bersamaan dengan waktu menstruasi. Perdarahan ini terjadi karena rendahnya kadar hormon estrogen, sementara hormon progesteron tetap terbentuk.

Pada siklus tanpa ovulasi (anovulation)

Perdarahan rahim yang sering terjadi pada masa pre-menopause dan masa reproduksi. Hal ini karena tidak terjadi ovulasi, sehingga kadar hormon estrogen berlebihan sedangkan hormon progesteron rendah. Akibatnya dinding rahim (endometrium) mengalami penebalan berlebihan (hiperplasi) tanpa diikuti penyangga (kaya pembuluh darah dan kelenjar) yang memadai. Nah, kondisi inilah penyebab terjadinya perdarahan rahim karena dinding rahim yang rapuh. Di lain pihak, perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu bagian baru sembuh lantas diikuti perdarahan di permukaan lainnya. Jadilah perdarahan rahim berkepanjangan.

Gejala Klinik
Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Kejadian tersering pada menarche (atau menarke: masa awal seorang wanita mengalami menstruasi) atau masa pre-menopause.

Pada siklus ovulasi

Karakteristik DUB bervariasi, mulai dari perdarahan banyak tapi jarang, hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsionalndengan siklus pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea). Untuk menegakan diagnosis perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur sehingga siklus haid tidal lagi dikenali maka kadang-kadang bentuk kurve suhu badan basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa ada sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologi :
1. korpus luteum persistens : dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang kadang bersamaan dengan ovarium membesar. Dapat juga menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur.
2. Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH releasing faktor. Diagnosis dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan.
3. Apopleksia uteri: pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus
4. Kelainan darah seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.



Pada siklus tanpa ovulasi (anovulation)
Perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu bagian baru sembuh lantas diikuti perdarahan di permukaan lainnya. Jadilah perdarahan rahim berkepanjangan. 2Pada tipe ini berhubungan dengan fluktuasi kadar estrogen dan jumlah folikel yang pada suatu waktu fungsional aktif. Folikel-folike ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia dan kemudian diganti oelh folikel-folikel baru . Endometrium dibawah pengaruh estrogen akan tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula-mula proliperatif dapat terjadi endometrium hiperplastik kistik. Jika gambaran ini diperoleh pada saat kerokan dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersifat anovulatoar. Biasanya perdarahan disfungsional ini terjadi pada masa pubertas dan masa pramenopause. Pada masa pubertas terjadi sesudah menarche, perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambatnya proses maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatan Releasing factor dan hormon gonadotropin tidak sempurna. Pada wanita dalam masa pramenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar.
Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi ovulatoar. Sedangkan pada wanita dewasa dan terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas.

Faktor Penyebab
Hingga saat ini penyebab pasti perdarahan rahim disfungsional (DUB) belum diketahui secara pasti. Beberapa kondisi yang dikaitkan dengan perdarahan rahim disfungsional, antara lain :
• Kegemukan (obesitas)
• Faktor kejiwaan
• Alat kontrasepsi hormonal
• Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine devices)
• Beberapa penyakit dihubungkan dengan perdarahan rahim (DUB), misalnya: trombositopenia (kekurangan trombosit atau faktor pembekuan darah), Kencing Manis (diabetus mellitus), dan lain-lain
• Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat terjadi karena: tumor organ reproduksi, kista ovarium (polycystic ovary disease), infeksi vagina, dan lain lain.

Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan klinis yang lengkap harus dilakukan dalam pemeriksaan pasien. Jika anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan adanya penyakit sistemik, maka penyelidikan lebih jauh mungkin diperlukan. Abnormalitas pada pemeriksaan pelvis harus diperiksa dengan USG dan laparoskopi jika diperlukan. Perdarahan siklik (reguler) didahului oleh tanda premenstruasi (mastalgia, kenaikan berat badan karena meningkatnya cairan tubuh, perubahan mood, atau kram abdomen ) lebih cenderung bersifat ovulatori. Sedangkan, perdarahan lama yang terjadi dengan interval tidak teratur setelah mengalami amenore berbulan – bulan, kemungkinan bersifat anovulatori. Peningkatan suhu basal tubuh ( 0,3 – 0,6 C ), peningkatan kadar progesteron serum ( > 3 ng/ ml ) dan atau perubahan sekretorik pada endometrium yang terlihat pada biopsi yang dilakukan saat onset perdarahan, semuannya merupakan bukti ovulasi. Diagnosis DUB setelah eksklusi penyakit organik traktus genitalia, terkadang menimbulkan kesulitan karena tergantung pada apa yang dianggap sebagai penyakit organik, dan tergantung pada sejauh mana penyelidikan dilakukan untuk menyingkirkan penyakit traktus genitalia. Pasien berusia dibawah 40 tahun memiliki resiko yang sangat rendah mengalami karsinoma endometrium, jadi pemeriksaan patologi endometrium tidaklah merupakan keharusan. Pengobatan medis dapat digunakan sebagai pengobatan lini pertama dimana penyelidikan secara invasif dilakukan hanya jika simptom menetap. Resiko karsinoma endometerium pada pasien DUB perimenopause adalah sekitar 1 persen. Jadi, pengambilan sampel endometrium penting dilakukan.

Pemeriksaan penunjang:
1. Pemeriksaan darah : Hemoglobin, uji fungsi thiroid , dan kadar HCG, FSH, LH, Prolaktin dan androgen serum jika ada indikasi atau skrining gangguan perdarahan jika ada tampilan yang mengarah kesana.
2. Deteksi patologi endometrium melalui (a) dilatasi dan kuretase dan (b) histeroskopi. Wanita tua dengan gangguan menstruasi, wanita muda dengan perdarahan tidak teratur atau wanita muda ( < 40 tahun ) yang gagal berespon terhadap pengobatan harus menjalani sejumlah pemeriksaan endometrium. Penyakit organik traktus genitalia mungkin terlewatkan bahkan saat kuretase. Maka penting untuk melakukan kuretase ulang dan investigasi lain yang sesuai pada seluruh kasus perdarahan uterus abnormal berulang atau berat. Pada wanita yang memerlukan investigasi, histeroskopi lebih sensitif dibandingkan dilatasi dan kuretase dalam mendeteksi abnormalitas endometrium.
3. Laparoskopi : Laparoskopi bermanfaat pada wanita yang tidak berhasil dalam uji coba terapeutik.

Pengobatan

Setelah menegakkan diagnosa dan setelah menyingkirkan berbagai kemungkinan kelainan organ, teryata tidak ditemukan penyakit lainnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan prinsip-prinsip pengobatan sebagai berikut:
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mengatur menstruasi agar kembali normal
3. Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%.

Menghentikan perdarahan.
Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut:
Kuret (curettage). Hanya untuk wanita yang sudah menikah. Tidak bagi gadis dan tidak bagi wanita menikah tapi “belum sempat berhubungan intim”. O b a t (medikamentosa)

1. Golongan estrogen.
Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat (nama generik) yang relatif menguntungkan karena tidak membebani kinerja liver dan tidak menimbulkan gangguan pembekuan darah. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat menimbulkan gangguan fungsi liver.
Dosis dan cara pemberian:
• • Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 2,5 mg diminum selama 7-10 hari.
• • Benzoas estradiol: 20 mg disuntikkan intramuskuler. (melalui bokong)
• • Jika perdarahannya banyak, dianjurkan nginap di RS (opname), dan diberikan Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 25 mg secara intravenus (suntikan lewat selang infus) perlahan-lahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4 jam. Tidak boleh lebih 4 kali sehari. Estrogen intravena dosis tinggi ( estrogen konjugasi 25 mg setiap 4 jam sampai perdarahan berhenti ) akan mengontrol secara akut melalui perbaikan proliferatif endometrium dan melalui efek langsung terhadap koagulasi, termasuk peningkatan fibrinogen dan agregasi trombosit. Terapi estrogen bermanfaat menghentikan perdarahan khususnya pada kasus endometerium atrofik atau inadekuat. Estrogen juga diindikasikan pada kasus DUB sekunder akibat depot progestogen ( Depo Provera ). Keberatan terapi ini ialah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.

2.Obat Kombinasi
Terapi siklik merupakan terapi yang paling banyak digunakan dan paling efektif. Pengobatan medis ditujukan pada pasien dengan perdarahan yang banyak atau perdarahan yang terjadi setelah beberapa bulan amenore. Cara terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral ; obat ini dapat dihentikan setelah 3 – 6 bulan dan dilakukan observasi untuk melihat apakah telah timbul pola menstruasi yang normal. Banyak pasien yang mengalami anovulasi kronik dan pengobatan berkelanjutan diperlukan. Paparan estrogen kronik dapat menimbulkan endometrium yang berdarah banyak selama penarikan progestin . Speroff menganjurkan pengobatan dengan menggunakan kombinasi kontrasepsi oral dengan regimen menurun secara bertahap.
Dua hingga empat pil diberikan setiap hari setiap enam hingga duabelas jam , selama 5 sampai 7 hari untuk mengontrol perdarahan akut. Formula ini biasanya mengontrol perdarahan akut dalam 24 hingga 48 jam ; penghentian obat akan menimbulkan perdarahan berat. Pada hari ke 5 perdarahan ini, mulai diberikan kontrasepsi oral siklik dosis rendah dan diulangi selama 3 siklus agar terjadi regresi teratur endometrium yang berproliferasi berlebihan. Cara lain, dosis pil kombinasi dapat diturunkan bertahap ( 4 kali sehari, kemudian 3 kali sehari, kemudian 2 kali sehari ) selama 3 hingga 6 hari, dan kemudian dilanjutkan sekali setiap hari. Kombinasi kontrasepsi oral menginduksi atrofi endometrium, karena paparan estrogen progestin kronik akan menekan gonadotropin pituitari dan menghambat steroidogenesis endogen. Kombinasi ini berguna untuk tatalaksana DUB jangka panjang pada pasien tanpa kontraindikasi dengan manfaat tambahan yaitu mencegah kehamilan. Khususnya untuk pasien perimenarche, perdarahan berat yang lama dapat mengelupaskan endometrium basal, sehingga tidak responsif terhadap progestin. Kuretase untuk mengontrol perdarahan dikontraindikasikan karena tingginya resiko terjadinya sinekia intrauterin ( sindroma Asherman ) jika endometrium basal dikuret. OC aman pada wanita hingga usia 40 dan diatasnya yang tidak obes, tidak merokok, dan tidak hipertensi.

3. Golongan progesterone
Pertimbangan di sini ialah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian obat progesterone mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium. Obat untuk jenis ini, antara lain:
• • Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg per hari, diminum selama 7 10 hari.
• • Norethisteron: 3×1 tablet, diminum selama 7-10 hari.
• • Kaproas hidroksi-progesteron 125 mg secara intramuskular




4. OAINS

Menorragia dapat dikurangi dengan obat anti inflamasi non steroid. Fraser dan Shearman membuktikan bahwa OAINS paling efektif jika diberikan selama 7 hingga 10 hari sebelum onset menstruasi yang diharapkan pada pasien DUB ovulatori, tetapi umumnya dimulai pada onset menstruasi dan dilanjutkan selama espisode perdarahan dan berhasil baik. Obat ini mengurangi kehilangan darah selama menstruasi ( mensturual blood loss / MBL ) dan manfaatnya paling besar pada DUB ovulatori dimana jumlah pelepasan prostanoid paling tinggi.2

Mengatur menstruasi agar kembali normal
Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya adalah pengobatan untuk mengatur siklus menstruasi, misalnya dengan pemberian: Golongan progesteron: 2×1 tablet diminum selama 10 hari. Minum obat dimulai pada hari ke 14-15 menstruasi.

Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%.
Terapi yang ini diharuskan pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau klinik. Sekantong darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah



2.8 Prognosis
Hasil pengobatan bergantung kepada proses perjalanan penyakit (patofisiologi)
• Penegakan diagnosa yang tepat dan regulasi hormonal secara dini dapat memberikan angka kesembuhan hingga 90 %.
• Pada wanita muda, yang sebagian besar terjadi dalam siklus anovulasi, dapat diobati dengan hasil baik.

Gizi untuk Reproduksi Remaja




GIZI UNTUK KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Gizi adalah suatu ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya. Dalam kaitannya dengan hal tersebut yaitu makanan. Makanan diperlukan oleh tubuh untuk menyediakan energi, membangun struktur tubuh, memelihara jaringan tubuh, serta mengatur prose-proses dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja. Oleh karna itu, di Indonesia yang sekarang sedang membangun, faktor gizi disamping faktor-faktor lain dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan sumber daya manusia berkualitas.
B.     RUANG LINGKUP GIZI
Perhatian ilmu gizi dimulai dari cara produksi pangan, perubahan-perubahan yang terjadi pada tahap pascapanen dari mulai penyediaan, distribusi, dan pengolahan pangan, konsumsi makanan, dan cara-cara pemanfaatan makanan oleh tubuh dalam keadaan sehat dan sakit. Oleh karena itu, ilmu gizi sangat erat kaitannya dengan ilmu agroekonomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekuler, dan kedokteran. Karena konsumsi makanan dipengaruhi oleh kebiasaan makan, perilaku makan, dan keaadaan ekonomi maka ilmu gizi juga berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, sosiologi, psikologi, dan ekonomi.
C.     KEBUTUHAN GIZI BERKAITAN DENGAN PROSES TUBUH
Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, jika makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat gizi yang harus didatangkan dari sumber makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi dalam tubuh, yaitu :
·         Memberi energi
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/ aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar. Ketiga zat tersebut disebut zat pembakar.
·         Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak. Ketiga zat tersebut disebut zat pembangun.
·         Mengatur proses tubuh
Protein, mineral, air, dan vitamin adalah diperlukan untuk mengatur proses tubuh.
a.    Protein berfungsi mengatur keseimbangan air di dalam sel, bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
b.    Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh termasuk proses menua.
c.    Air diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan dalam tubuh, seprti di dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, dan mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi, dan proses tubuh lainnya.
Berbagai sumber air dalam makanan.
Bahan
Kandungan (%)
Tomat
94
Semangka
93
Kol
92
Nanas
85
Kacang hijau
90
Susu sapi
88
Ikan teri kering
38
Daging sapi
66
Roti
36
Buah kering
28
Susu bubuk
14
Tepung terigu
12

Dalam proses dan fungsi mengatur tubuh ini, protein, mineral, air dan vitamin disebut zat pengatur.
Selain itu, untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan, tetapi makanan yang mengandung zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain sebagai berikut :
a.       Karbohidrat
Berdasarkan gugus penyusun gulanya, karbohidrat dapat dibedakan menjadi monosakarida, disakarida/oligosakarida, polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah salah satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok.
b.      Protein
Protein dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati) antara lain : beras tumbuk, kacang tanah, beras giling, gandum utuh, jagung, kacang kedelai, biji-bijian ataupun makanan dari hewan (protein hewani) antara lain : telur, susu sapi, ikan dan daging. Fungsi protein bagi tubuh antara lain :
1.      Membangun sel-sel yang rusak
2.      Membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon
3.      Membentuk zat inti energi (1 gram energi kira-kira akan menghasilkan 4,1 kalori).
c.       Lemak
Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin dan sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh antara lain :
-          Menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram lemak menghasilkan sekitar 9,3 kalori)
-          Sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan pelindung tubuh pada temperatur rendah.
d.      Vitamin
Vitamin dibedakan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K). Fungsi masing-masing vitamin antara lain :
1)      Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel, dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.
2)      Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh, dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
3)      Vitamin B2 berfungsi dalam pemidahan rangsang sinar ke saraf mata, dan enzimdan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
4)      Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah, dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.
5)      Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit.
6)      Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
7)      Vitamin E berfungsi mencegah pendarahan bagi wanita hamil serta mencegah keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.
8)      Vitamin K, berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam proses pembekuan darah.
e.       Mineral
Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na),dan Chlor (Cl), kalium (K), dan Iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan.

D.    RUMUSAN MASALAH

1.      Apa saja yang menjadi prinsip gizi pada remaja
2.      Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja
3.      Apa saja kebutuhan gizi seimbang bagi remaja
4.      Apa saja pengaruh gizi terhadap kesehatan reproduksi remaja
5.      Bagaimana pentingnya pendidikan gizi bagi wanita remaja dan dewasa
6.      Bagaimana mengukur pertumbuhan

E.     TUJUAN

Dengan mengerjakan tugas Kebutuhan Gizi Pada Remaja ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1.      Memahami prinsip-prinsip gizi pada remaja
2.      Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja
3.      Memahami kebutuhan gizi seimbang bagi remaja
4.      Memahami pengaruh-pengaruh gizi terhadap kesehatan reproduksi remaja
5.      Memahami pentingnya pendidikan gizi bagi wanita remaja dan dewasa
6.      Memahami cara mengukur pertumbuhan


BAB II
PEMBAHASAN

A.       PRINSIP GIZI PADA REMAJA

Remaja merupakan usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada usia remaja banyak perubahan yang terjadi. Selain perubahan fisik karena mulai matangnya sistem hormonal dalam tubuh mereka, sehingga mempengaruhi komposisi tubuh. Perubahan-perubahan itu berlangsung sangat cepat baik pertumbuhan tinggi maupun berat tubuhnya. Hal ini sering disebut masa pubertas dan keadaan ini sangat mempengaruhi kebutuhan gizi dari makanan  mereka.
Selain itu, pada usia remaja cenderung memiliki banyak aktivitas yang berpengaruh pada jumlah energi yang dibutuhkan tubuh. Remaja sering merasa lapar dan seringkali juga tidak memikirkan jenis makanan yang mereka makan asalkan mengenyangkan.
Pada usia remaja tumbuh kembang tubuh berlangsung lambat bahkan akan terhenti menjelang usia 18 tahun, hal itu tidak berarti faktor gizi pada usia ini tidak memerlukan perhatian lagi. Sifat energik pada usia remaja menyebabkan aktivitas fisik tubuh meningkat sehingga kebutuhan energi juga akan meningkat.
Selain itu keterlambatan tumbuh kembang tubuh pada usia sebelumnya akan dikejar pada usia ini. Itu berarti pemenuhan kecukupan gizi sangat penting agar tumbuh kembang tubuh berlangsung dengan sempurna.
Rentang usia pertumbuhan remaja biasanya yaitu :
·  Anak laki-laki : usia 10 – 13 tahun
·  Anak perempuan : usia 9 – 15 tahun
Rentang usia diatas tidak selalu sama pada masing-masing individu. Ada yang berlangsung cepat dan ada yang berlangsung lambat bergantung pada kecepatan aktivitas hormonal mereka. Semakin cepat pertumbuhannya dapat mempengaruhi aktivitas fisik mereka sehingga juga berpengaruh pada asupan gizi yang mereka butuhkan.
Status gizi remaja harus dinilai secara perorangan, baik sacara klinis, antropometri, maupun secara psikososial. Ilmuwan Wait dkk menyatakan bahwa kebutuhan kalori pada remaja dapat diukur melalui tinggi badannya yaitu :
·         usia 11-18 tahun : 13-23 kkal/cm, sedangkan remaja putri 10-19 kkal/cm
Menstruasi
Pada remaja wanita, masa pubertas seringkali ditandai dengan menarche atau menstruasi untuk yang pertama kali. Ini menandakan bahwa aktivitas hormonal dan organ-organ reproduksi di dalam tubuhnya sudah matang. Rentang usia remaja wanita menarche yaitu pada usia 10-14 tahun, untuk cepat atau lambatnya tindak semua remaja sama.

Mimpi Basah
Pada remaja pria, masa puberta seringkali ditandai dengan mimpi basah / keluarnya sperma untuk yang pertama kali. Hal ini menandai bahwa aktivitas hormonal dan sistem reproduksi sudah matang. Rentang usia remaja pria mengalami mimpi basah yaitu usia 11-13 tahun, untuk cepat ataupun lambat tidak semua remaja pria sama.

B.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI ANAK REMAJA DAN DEWASA

Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa :
·  Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi.
·  Bawaan sejak lahir (genetik)
·  Penyalahgunaan obat-obatan, kecanduan alkohol, dan rokok, hubungan seksual terlalu dini.
·  Konsumsi makanan seperti tablet Fe atau makanan mengandung zat besi (defisiensi Fe).
·  Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran
·  Kemampuan daya beli keluarga.
·  Pengetahuan tentang gizi
·  Anggapan yang salah, kepala keluarga lebih diutamakan dibandingkan anak dalam pemberian makanan.
·  Pekerjaan.
Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES) menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasi, dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori).
Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30 % dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000mg. Selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium, cara pengolahan makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak.

C.     KEBUTUHAN GIZI SEIMBANG

Makanan harus seimbang yaitu memenuhi menu seimbang (nasi, lauk, sayuran, buah). Kebutuhan energi remaja putra 3.470 kkal per hari (usia 16 tahun) dan putri 2.550 kkal (usia 12 tahun). Kebutuhan protein remaja putra 0.29-0.32 g/cm, putri 0.27-0.29 g/cm (usia 11-18 tahun). Mineral terutama zat besi dan kalsium (800-1200mg).
Jenis kelamin
Umur (thn)
Berat (kg)
Kebutuhan zat gizi
Energi (kal)
Protein (gr)
Vit. A (RE)
Fe (mg)
Laki-laki
13 – 15
16 – 19
45
56
2400
2500
64
66
600
600
17
23
Wanita
13 – 15
16 – 19
46
50
2100
2000
62
51
500
500
19
25

Pada anak remaja makanan berkontribusi 30% atau lebih dari total asupan kalori remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan natrium sehingga dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu, remaja harus didorong untuk lebih memilih makanan yang sehat. Bagi remajamakanan merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah konsumsi makanan dan zat-zat gizi, yaitu:
Ø  Dimulainya masa mencari identitas diri, keinginan untuk dapat diterima oleh teman sebaya, dan mulai tertarik dengan lawan jenis menyebabkan kita sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan kita, misalnya karena takut gemuk kita sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari. Padahal itu semua merugikan karena sudah pasti selain kita merasa lapar, juga pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita akan terhambat.
Ø  Kebiasaan “ngemil” yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan mineral) seperti “makanan ringan” yang saat ini banyak dijual di toko-toko. Camilan tersebut dapat mengurangi selera makan. Alhasil, kita hanya mengonsumsi camilan tak bergizi. Sebaiknya, kalau mau ngemil pilih jenis makanan ringan yang bergizi, seperti: roti, kacang rebus, dan buah-buahan.
Ø  Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang juga komposisi gizinya tidak seimbang, yaitu terlalu tinggi kandungan kalorinya, efeknya kita jadi mudah gemuk.
Ø  Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih. Dari hasil penelitian ditemukan orang yang sarapan pagi daya ingatnya akan lebih baik, dapat berpikir jernih dan memiliki tenaga untuk beraktivitas.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faal tubuh.
Ø  Energi
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya 50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.
Ø  Protein
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan, ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-kacangan, tempe dan tahu.
Berikut adalah tabel nilai protein berbagai bahan makanan.
Bahan makanan
Nilai protein
Bahan makanan
Nilai protein
Kacang kedelai
34,9
Kentang
2
Kacang merah
29,1
Keju
22,8
Kacang tanah tekelupas
25,3
Kerupuk udang
17,2
Kacang hijau
22,2
Jagung kuning, pipil
9,2
Biji jambu monyet
21,2
Roti putih
8
Tempe
18,3
Mie kering
7,9
Tahu
7,8
Beras setengah giling
7,6
Daging sapi
18,8
Gaplek
1,5
Ayam
18,2
Ketela pohon (singkong)
1,2
Telur bebek
13,1
Daun singkong
6,8
Telur ayam
12
Bayam
3,5
Udang segar
21
Kangkung
3
Ikan segar
16
Wortel
1,2
Tepung susu skim
35,6
Tomat masak
1
Tepung susu
24,6
Mangga harumanis
0,4

Berikut tabel angka kecukupan protein yang dianjurkan (per orang per hari)
Golongan umur
Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)
Protein (g)
Golongan umur
Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)
Protein (g)
0-6 bl
5,5
60
12
≥ 60
62
165
55
7-12 bl
8,5
71
 15
Wanita :
1-3 th
12
90
23
10-12 th
35
140
54
4-6 th
18
110
32
13-15 th
46
153
62
7-9
24
120
37
16-19 th
50
154
48
Pria :
20-45 th
54
156
48
10-12 th
30
135
45
46-59 th
54
154
48
13-15 th
45
150
64
≥ 60 th
54
154
48
16-19 th
56
160
66
Hamil
+ 12
20-45 th
62
165
55
Menyusui
0-6 bl
+ 16
46-59 th
62
165
55
7-12 bl
+ 12

Ø  Lemak
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya. Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gramlemak menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan Zn juga rendah.

Ø  Vitamin dan Mineral
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu, asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh / tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

Ø  Fe / Zat Besi
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
Kebutuhan akan zat besi untuk berbagai jenis kelamin dan golongan usia adalah sebagai berikut.
Laki-laki :
17-20 th
10 mg/hari
Orang dewasa
21-45
10-15 mg/hari
Wanita yang mengalami haid
12 mg/hari
Anak-anak
7-10 th
2,3-3,8 mg/hari
Anak-anak
11- 14 th
8-15 mg/ hari
15-17 th
8-15 mg/hari

 Mengatur Makanan pada Usia Remaja

Berikut ini beberapa petunjuk dalam mengatur makanan pada usia remaja.
1. Jagalah berat badan agar ada pada tingkat yang normal. Hindarkan berat badan terlalu rendah yaitu dibawah 80% dan berat normal atau berat badan yang terlalu tinggi (lebih dan 120% berat badan normal). Kekurusan atau “twiggy” yang melambangkan kelangsungan dan kecantikan wanita akan mendorong terjadinya berbagai defisiensi gizi seperti anemia gizi, defisiensi vitamin, dan sebagainya.
2. Upayakan agar tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang seimbang dengan kebutuhan tubuh, baik zat gizi makro maupun mikro. Makanan sesuai syarat “empat sehat” merupakan keharusan untuk menjamin terpenuhinya kecukupan gizi.
3. Pantangan terhadap jenis-jenis makanan tertentu yang tidak berdasar sebaiknya tidak dilakukan, kecuali atas dasar indikasi medis.
4. Berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang kaya akan berbagai vitamin dan mineral sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan kulit.
5. Makanan yang kadar lemaknya tinggi dan makanan yang terlalu manis sebaiknya dihindari agar kulit selalu tampak halus dan tidak berminyak.
6. Bagi remaja pria kecukupan protein dan energi harus terpenuhi agar otot-otot tubuh dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
7. Hindarilah kesukaan yang berlebihan terhadap hanya makanan-makanan tertentu saja, untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan berbagai zat gizi. Makanan fast food, baik lokal maupun yang berasal dari luar negeri tidak dilarang, asalkan tidak terlalu sering sehingga meniadakan makanan lengkap di rumah.
8. Kebiasaan “ngemil” atau senang makan makanan kecil memungkinkan tubuh memperoleh tambahan energi sehingga tanpa disadari intake energi ke dalam tubuh melebihi  kebuthan dan dampaknya berupa bertambahnya timbunan lemak dalam tubuh. Kebiasaan seperti itu akan memudahkan terjadinya “obesitas” pada usia remaja.
9. Kebiasaan makanan yang teratur mulai sarapan pagi, makan siang dan makan malam dengan menu yang memenuhi syarat empat sehat dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan adalah cara yang paling baik dalam memelihara kesehatan dan kelangsingan tubuh. Meniadakan salah satu dari tiga macam makanan lengkap itu untuk tujuan apapun, sangat tidak dianjurkan. Tubuh akan mengalami kekosongan masukan zat gizi untuk jangka waktu yang relatif lama, yang bukan tidak mungkin membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh.

D.    PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP SISTEM REPRODUKSI

Beberapa pengaruh status gizi terhadap kesehatan reproduksi remaja antara lain :
·         Kebutuhan energi dan nutrisi remaja dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas, dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan. Kekurangan nutrisi pada seseorang yang mengalami anemia dan kurang berat badan lebih banyak akan melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dibandingkan dengan wanita dengan usia reproduksi yang aman untuk hamil.
·         Remaja membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan.
·         Penambahan BB yang tidak adekuat seringkali terjadi pada remaja yang ingin kurus, menyembunyikan kehamilannya, tidak mencukupi sumber makanannya dan menggunakan obat-obatan terlarang.
·         Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih dini, cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi dibandingkan dengan sebelum menstruasi pada usia yang sama.
·         Nutrisi mempengaruhi produksi somatopedin yang suatu fasilitator pertumbuhan diproduksi hati faktor hormon (growth hormon) sebagai penggerak utama kematangan seksual.

E.     PENDIDIKAN GIZI PADA WANITA REMAJA DAN DEWASA
Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah:
1.         Makanlah aneka ragam makanan.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan yang mengandungunsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenagazat pembangun dan zat pengatur.
2.      Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi) agar dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.
3.      Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana.Proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama daripada yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan pengatur.
4.      Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain.
5.      Gunakan garam beryodium.
Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.
6.      Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besiberakibat anemia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamilwanita menyusui danwanita usia subur.
7.      Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.
8.      Biasakan makan pagi.
Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas kerja.
9.      Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
Aman berarti bersih dan bebas kuman.
10.  Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsijantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
11.  Hindari minum minuman beralkohol.
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain.
12.            Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Selain harus bergizi lengkap dan seimbangmakanan harus layak dikonsumsi sehingga aman untuk kesehatanMakanan yang aman yaitu bebas dari kuman, bahan kimia dan halal.
13.  Bacalah label pada makanan yang dikemas.

F.   MENGUKUR PERTUMBUHAN

Cara-cara menentukan kebutuhan energi (kalori) :
1.    Teori RBW (teori berat badan relatif)
RBW = BB / TB -100 x 100%
BB = Berat badan
TB = Tinggi badan
Di mana dengan ketentuan :
a)    Kurus jika RBW < 90 %
b)   Normal jika RBW = 90-100 %
c)    Gemuk jika RBW > 110 % atau ≤ 120 %
d)   Obesitas ringan RBW 120-130 %
e)    Obesitas sedang RBW 130-140 %
f)    Obesitas berat RBW > 140 %
Kebutuhan kalori (energi) per hari :
a.    Orang kurus BB x 40-60 kalori
b.    Orang normal BB x 30 kalori
c.    Oarang gemuk BB x 20 kalori
d.   Orang obesitas BB x (10-15) kalori

2.    IMT/BMI
Indeksi massa tubuh merupakan rasio          IMT = BB/TB2 (kg/m2)
Kategori pengukuran IMT
·      IMT <18.5 (kurang BB)
·      IMT 18.5-25 (normal BB).
·      IMT >25-30 (kelebihan BB ringan)
·      IMT >30 (obesitas/kelebihan BB berlebihan)

G.    KEPERLUAN GIZI REMAJA DAN CONTOH MENU DIET SEIMBANG

Apakah makanan itu penting bagi remaja ? 
Makanan sehat adalah penting untuk : 
·      Menyokong pertumbuhan dan perkembangan yang normal. 
·      Meningkatkan kecerdasan.
·      Mempertahankan tahap kesehatan yang baik.
·      Sumber tenaga dan nutrisi untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari
·      Sebagai sumber tenaga bagi lelaki (apabila mereka mencapai masa pubertas) untuk pertumbuhan otot. 

Mengapakah anda memerlukan tenaga? 
Tenaga diperlukan untuk berbagai fungsi seperti : 
·      Pembentukan otot tubuh.
·      Menjaga suhu badan.
·      Memastikan sistem  tubuh berfungsi.
·      Melakukan aktivitas-aktivitas harian. 
Berapakah keperluan harian makanan anda? 
Keperluan harian anda adalah bergantung kepada : 
·      Ukuran tubuh
·      Kadar pertumbuhan. 
·      Tahap aktivitas. 
Secara umum, badan anda memerlukan : 
·      Tenaga (yang diperolehi dari makanan terutamanya dari makronutrien). 
·      Makronutrien: Karbohidrat, Protein, Lemak. 
·      Mikronutrien:
- Vitamins Vitamin A, B, C, D, E, K. 
- Mineral
- Kalsium, Besi, Iodin, Zink, Folat, Selenium. 
H. CONTOH MENU SEIMBANG BAGI REMAJA
Bagaimana merancang menu yang sihat?
Jadwal 1 : Contoh menu untuk remaja lelaki (2,700 kilokalori)
Sarapan
- 1 ½ mangkuk nasi
-  ½ telur rebus 
-  2 ½ sendok besar sambal ikan teri
-  4 iris timun 
-  1 gelas susu rendah lemak + 1 sendok kecil gula 
Makan Siang
-     1 mangkuk (sederhana) sup mie / bihun dengan udang, daging ayam, sawi dan tauge 
-     1 biji sederhana buah belimbing
-     Air putih
Makan Malam
- 1 ½ mangkuk nasi
- 1 ekor ikan kembung masak kunyit
- ½ mangkuk tumis kangkung 
-  1 iris belimbing besi 
-  Air putih
Untuk menambah asupan energi bagi remaja, diperlukan juga makanan tambahan seperti camilan. Berikut ini adalah contoh menu camilan.
Menu I :
-     2 biji pastel isi daging
-     1 gelas susu (rendah lemak) + 1 ½ sendok kecil gula 
-     1 iris buah pepaya 



Menu II :
-     2 potong (kecil) kuih lapis 
-     1 gelas susu (rendah lemak) + 1 sendok kecil gula 



Jadwal 2 : Contoh menu untuk remaja perempuan (2,100 kilokalori)
Sarapan
- 1 mangkuk nasi
- ½ biji telur rebus
- 2 ½ sendok besar sambal ikan teri
- 4 iris timun
-     1 gelas susu (rendah lemak) + 1 sendok kecil gula


Makan Siang
- 1 mangkuk (sederhana) mie bihun dengan udang, ayam, sawi dan tauge
- 1 gelas air putih


Makan Malam 
- 1 ½ mangkuk nasi 
- 1 ekor ikan kembung masak kunyit 
- ½ mangkuk tumis kangkung
- 1 iris belimbing 
- Air putih
BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Masa remaja merupakan masa keemasan tumbuh kembang manusia. Saat remaja itulah saat perkembangan organ-organ reproduksi mulai optimal. Maka dari itu, diharapkan saat masa remaja segala gizi tercukupi dengan baik untuk menunjang kesehatan reproduksi yang terbaik. Apabila kesehatan reproduksi dapat terjaga dengan baik maka seiring berjalannya waktu pertumbuhan manusia yang berkualitas juga akan terwujud. Pada masa remaja berbagai aktivitas fisik maupun mental berjalan dengan sangat optimal. Oleh karena itu, segala asupan yang berguna untuk menunjang segala aktivitas tersebut juga harus terpenuhi dengan baik dan teratur.

B.     SARAN

Karena masa remaja sangatlah penting untuk merencanakan kehidupan di masa dewasa, untuk itu diharapkan para remaja sedari dini mempersiapkan kebutuhan gizi mereka untuk perkembangan kesehatan reproduksi maupun kesehatan fisik yang optimal.
   









DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Moch. Agus K. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. UMM Press : Malang.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Rineka Cipta : Jakarta
Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta