Sabtu, 28 Februari 2015
ketahui penyebabnya,, karena kehamilan itu sebuah anugerah terindah...
positif aja dech,, mungkin belum waktunya,,,Terus ikhtiar minta sama ALLAH, mudah-mudahan segera dapat momongan...
karena wanita itu unik...
ada baiknya bunda bersabar sambil menganalisa penyebabnya... karena setiap masalah itu pasti ada solusinya,,,jangan lupa libatkan suami untuk saling menguatkan dan saling melengkapkan...tidak perlu pertengkaran yang perlu itu kasih sayang dan kesabaran...
coba dech diread buat pasangan yang belum punya momongan,,,semoga bermanfaat...
1. Perhatikan usia produktif
Usia mampu mempengaruhi frekuensi produksi dari ovulasi dan kualitasnya pada wanita. Dengan menstruasi yang normal dan teratur namun tanpa kualitas yang baik dari sel telur atau hormon, maka akan mempengaruhi kurangnya kualitas proses pembuahan. Dengan memperhatikan usia produktif, anda pun dapat mengetahui frekuensi kehamilan. Pada laki-laki, usia prduktif adalah 40 tahun sedangkan pada wanita adalah 35 tahun.
Selain itu, wanita memiliki masa yang paling subur dengan usia dari 19 hingga 26 tahun dengan kesempatan untuk hamil sekitar 50%. Bagi wanita dengan usia 35 sampai 39 tahun, maka kemungkinan kehamilan hanya sekitar 29%. Tentunya, kemungkinan kehamilan akan terus menurun seiring dengan meningkatnya usia. Sedangkan bagi pria dewasa berdasarkan studi yang dilakukan, kuantitas mani yang paling banyak adalah dari usia 30 sampai 35 tahun sedangkan terendah adalah di usia 55 tahun. Pada pria dewasa, daya sperma untuk membuahi sel telur yang terbaik adalah sebelum usia 25 tahun dan yang terendah adalah di usia lebih dari 55 tahun.
2. Masalah kesuburan pria
Salah satu penyebab susahnya mendapat keturunan adalah adanya masalah pada kesuburan pria. Berdasarkan penelitian, 1/3 penyebab tidak mendapat keturunan dikarenakan masalah infertilitas pria. Berbeda dengan kesuburan wanita yang biasanya ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur dan tampak jelas, pria memiliki masalah kesuburan yang sulit untuk dideteksi.
Ada juga masalah hormonal seperti misalnya pertumbuhan abnormal di area rambut kelamin, libido rendah atau indikasi lain yang menunjukkan disfungsi seksual. Resiko lainnya penyebab infertilitas pria adalah obesitas, usia lanjut yakni di atas 40 tahun, infeksi penyakit seksual menular, minuman keras, obat kimia dan juga rokok.
Ada banyak hal yang perlu diketahui dalam masalah kesuburan pria misalnya, saat cairan mani tidak terdapat sperma, jumlah sperma yang rendah (harusnya terdapat 40 juta sperma per ejakulasi), sperma berbentuk abnormal lebih banyak, daya berenang sperma untuk mendekati dan membuahi sel telur kurang, sperma yang tak bergerak dan juga masalah seksual lainnya.
Namun, dari berbagai penelitian, penyebab paling umum adalah varicoceles, yakni varises vena terletak dalam skrotum atau telur penis. Varises ini menunjukkan adanya pembuluh darah yang membengkak sehingga proses pembentukan sperma menjadi rendah karena kurangnya oksigen dan meningkatknya suhu di sekitar buah zakar.
3. Adanya gangguan kesehatan
Gangguan kesehatan yang muncul dapat menyebabkan kemandulan baik pria ataupun wanita sepertihalnya penyakit diabetes atau tiroid. Bahkan, penyakit seksual juga dapat mempengaruhi kesuburan.
4. Riwayat kesehatan
Ada beberapa faktor yang membuat anda tidak juga hamil terutama dikarenakan adanya riwayat kesehatan. Seseorang dengan penyakit seksual seperti Gonore atau Chlamydia, infeksi rahim karena keguguran atau aborsi, usus buntu yang pecah, operasi di sekitar perut dan kehamilan di luar rahim merupakan riwayat kesehatan yang akan membuat resiko kehamilan lebih rendah.
5. Tuba falopi yang tersumbat
Saluran tuba falopi akan membuat sel telur mudah mencapai rahim. Jika kedua atau bahkan salah satu tuba falopi tersumbat, tentunya sel telur tidak mempunya jalan mencapai rahim sehingga sperma tidak mampu mencapai sel telur. Dengan demikian, pembuahan yang seharusnya terjadi menjadi gagal dan kehamilan pun tidak dapat terjadi.
Untuk mendiagnosis adanya tuba falopi yang tersumbat, biasanya dibutuhkan x-ray khusus yakni HSG atau hysterosalpingogram. Dokter akan menggunakan pewarna melalui leher rahim dengan tabung kecil. Kemudian, dokter akan mengambil hasil x-ray dari panggul pasien. Radang panggul atau pelvic inflammatory disesase merupakan penyebab umum dari tersumbatnya tuba falopi yang merupakan hasil dari penyakit transmisi seksual namun tidak semuanya menular.
6. Sindrom Ovarium Polikistik
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) yaitu suatu keadaan yang mengakibatkan kesuburan wanita terganggu. Hal tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan produksi hormon androgen. Dimana keadaan ini biasanya ditandai oleh siklus datang bulan yang terganggu.
7. Endometriosis
Endometriosis merupakan suatu keadaan dimana sel-sel yang seharusnya berada di dalam rahim, tumbuh di luar rahim. Biasanya keadaan ini dapat mempengaruhi fungsi beberapa organ seperti telur, indung telur, saluran telur, rahim, fungsi sperma. Selain itu, endometriosis dapat menggangu keseburan wanita bahkan mengakibatkan kerusakan rahim.
8. Pengobatan Kanker
Bagi pengidap kanker, menjalani pengobatan seperti radioterapi (ataupun yang lainnya), adalah suatu pilihan yang sulit. Jika tidak melakukannya, maka ia akan terus digerogoti penyakit tersebut. Sedangkan jika tetap dilakukan, hal tersebut dapat dapat menganggu kesuburan. Untuk itu, sebelum menjalani terapi, ada baiknya ada menanyakan hal-hal terkait effek samping dari pengobatan tersebut. Beradasarkan suatu penelitian, proses radiasi pada pengobatan kanker dapat mengurangi kesuburan, baik itu pada pria maupun wanita. Walaupun tergantung pada organ mana yang disinari.
9. Adhesi pelvis
Adhesi pelvis didefinisikan sebagai jaringan parut yang terbentuk setelah operasi panggul, usus buntu yang dapat mengganggu kesuburan. Adhesi pelvis dapat mengubah struktur saluran tuba, sehingga sulit untuk telur wanita melakukan perjalanan melalui saluran tersebut.
10. Masalah tiroid
Hipertiroidisme merupakan suatu keadaan dimana kelenjar tiroid terlalu aktif. Sedangkan tiroid hipotiroidisme, adalah kondisi yang disebabkan oleh tiroid kurang aktif. Keduanya dapat menyebabkan masalah infertilitas (ketidaksuburan) pada wanita. Sehingga mereka tak kunjung hamil.
11. Gaya Hidup dan Pola Makan yang Tidak Teratur
Gaya hidup seperti sering tidur terlalu larut malam, terbiasa mengkonsumsi obat-obatan terlarang, merokok dsb, merupakan kebiasaan buruk yang harus segera Anda tinggalkan. Karena hal tersebut dapat menganggu kesehatan tubuh dan kesuburan Anda.
Read Mengenai DIFTERI youkk...
Difteri adalah suatu infeksi akut pada saluran pernafasan. Lebih sering menyerang anak-anak. Penularan difteri biasanya terjadi melalui percikan ludah dari orang yang membawa kuman ke orang lain yang sehat. Selain itu penyakit ini bisa juga ditularkan melalui benda atau makanan yang terkontaminasi. Tetapi tak jarang racun juga menyerang kulit dan bahkan menyebabkan kerusakan saraf dan jantung. Beberapa tahun yang lalu, Difteri merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak tetapi sekarang sudah tidak lagi.
Menurut tingkat keparahannya, penyakit ini dibagi menjadi 3 tingkat yaitu:
1. Infeksi Ringan.
bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan.
2. Infeksi Sedang
bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.
3. Infeksi Berat
bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang otot jan tung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).
1. Infeksi Ringan.
bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan gejala hanya nyeri menelan.
2. Infeksi Sedang
bila pseudomembran telah menyerang sampai faring (dinding belakang rongga mulut) sampai menimbulkan pembengkakan pada laring.
3. Infeksi Berat
bila terjadi sumbatan nafas yang berat disertai dengan gejala komplikasi seperti miokarditis (radang otot jan tung), paralisis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginjal).
Cara Penularan Difteri
Bisa ditularkan melalui udara (percikan ludah/droplet) dan selain itu bisa ditularkan juga melalui makanan yang terkon taminasi.
Bisa ditularkan melalui udara (percikan ludah/droplet) dan selain itu bisa ditularkan juga melalui makanan yang terkon taminasi.
Gejala Penderita Difteri
Difteri termasuk penyakit saluran pernafasan bagian atas. Anak yang terinfeksi kuman Difteri setelah 2-4 hari akan mengalami gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas, diantara nya:
1. Demam tinggi + 38 C
2. Nyeri telan
3. Pusing
4. Tampak selaput berwarna putih keabu-abuan (Pseudo membran).
5. Bengkak pada leher.
Difteri termasuk penyakit saluran pernafasan bagian atas. Anak yang terinfeksi kuman Difteri setelah 2-4 hari akan mengalami gejala-gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas, diantara nya:
1. Demam tinggi + 38 C
2. Nyeri telan
3. Pusing
4. Tampak selaput berwarna putih keabu-abuan (Pseudo membran).
5. Bengkak pada leher.
Beberapa anak dapat mengalami sakit kepala, suara parau, nyeri menelan, dan nyeri otot. Gejala-gejala ini disebab kan oleh racun yang dihasilkan oleh kuman difteri. Jika tidak diobati, racun yang dihasilkan oleh kuman ini dapat menyebab kan reaksi peradangan pada jaringan saluran napas bagian atas sehingga sel-sel jaringan dapat mati. Sel-sel jaringan yang mati bersama dengan sel-sel radang membentuk suatu membran atau lapisan yang dapat mengganggu masuknya udara pernapasan. Membran atau lapisan ini berwarna abu-abu kecoklatan, dan biasanya dapat terlihat. Gejalanya anak menja di sulit bernapas. Jika lapisan terus terbentuk dan menutup saluran napas yang lebih bawah akan menyebabkan anak tidak dapat bernapas. Akibatnya sangat fatal karena dapat menimbulkan kematian jika tidak ditangani dengan segera.
Racun yang sama juga dapat menimbulkan komplikasi pada jantung dan susunan saraf, biasanya terjadi setelah 2-4 minggu terinfeksi dengan
kuman difteri. Kematian juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.
kuman difteri. Kematian juga sering terjadi karena jantung menjadi rusak.
Pertolongan Pertama Pada Difteri
1. Pergi ke dokter bila ada gejala Difteri.
2. Ada gejala: dilakukan pemeriksaan Swab (hidung atau tenggorokan).
3. Hasil pemeriksaan akan di periksa di laboratorium. Bila terbukti hasil pemeriksaan positif maka bisa diberikan terapi oleh dokter.
1. Pergi ke dokter bila ada gejala Difteri.
2. Ada gejala: dilakukan pemeriksaan Swab (hidung atau tenggorokan).
3. Hasil pemeriksaan akan di periksa di laboratorium. Bila terbukti hasil pemeriksaan positif maka bisa diberikan terapi oleh dokter.
Pencegahan Difteri
1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:
- Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
- Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun). Imunisasi ini di berikan satu kali.
- Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.
2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
3. Jaga kebersihan diri.
4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga cuci tangan sebelum makan.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit Pelayanan Kesehatan terdekat.
1. Memberikan kekebalan pada anak-anak dengan cara:
- Imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi di berikan sebanyak 3 kali yaitu pada saat usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
- Imunisasi DT untuk anak usia sekolah dasar (usia kurang dari 7 tahun). Imunisasi ini di berikan satu kali.
- Imunisasi dengan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.
2. Hindari kontak dengan penderita langsung difteri.
3. Jaga kebersihan diri.
4. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan berolahraga cuci tangan sebelum makan.
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
6. Bila mempunyai keluhan sakit saat menelan segera memeriksakan ke Unit Pelayanan Kesehatan terdekat.
Pertolongan terhadap difteri yang menyerang keluarga / teman:
1. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa) difteri.
2. Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke fasilitas kesehatan terdekat.
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.
4. Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker sampai sembuh.(*)
1. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri atau karier (pembawa) difteri.
2. Lakukan pemeriksaan kesehatan diri dan anggota keluarga ke fasilitas kesehatan terdekat.
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah.
4. Penderita Difteri atau karier agar menggunakan masker sampai sembuh.(*)
HIMBAUAN DARI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG:
1. Semua bayi usia kurang dari 1 tahun sudah harus mendapatkan 5 (lima) imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT, Hepatitis, Polio dan Campak
2. Masyarakat diharapkan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3. Bila ada masyarakat yang mengalami gejala seperti penyakit dipteri, secepatnya berobat ke pelayanan medis terdekat (Puskesmas atau Rumah Sakit)
1. Semua bayi usia kurang dari 1 tahun sudah harus mendapatkan 5 (lima) imunisasi dasar lengkap (BCG, DPT, Hepatitis, Polio dan Campak
2. Masyarakat diharapkan berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
3. Bila ada masyarakat yang mengalami gejala seperti penyakit dipteri, secepatnya berobat ke pelayanan medis terdekat (Puskesmas atau Rumah Sakit)
Selengkapnya: http://www.lawangpost.com/read/pengertian-difteri-pencegahan-dan-pengobatannya/1438/#ixzz3T37Xu8YO
Lawang Post
Under Creative Commons License: Attribution
Chorioamnionitis
Korioamnionitis atau chorioamnionitis merupakan infeksi pada korion dan amnion. Infeksi ini berhubungan langsung dengan plasenta yang menjadi pelindung penting selama di dalam kandungan. Meskipun hanya terjadi pada 1-2 kehamilan akan tetapi harus tetap waspada karena akan berakibat fatal pada janin.Chorioamnionitis merupakan infeksi yang dapat menyusup melalui pembuluh plasenta yang akan mengganggu janin. Penyebabnya adalah bakteri seperti E.Coli dan grup B streptococi.
Ibu hamil yang memiliki riwayat kantung ketuban pecah sebelum waktunya atau dikenal dengan istilahh premature repture of the membrane yang akan meningkatkan risiko chorioamnionitis dan berisiko pada kantung plasenta sebelumnya. Hal ini tentu saja sangat membahayakan kesehatan janin karena plasenta merupakan sumber kehidupan pada janin di dalam kandungan.
Gejala Chorioamnionitis
Pada ibu hamil yang mengalami infeksi chorioamnionitis maka seringkali ibu mengalami demam dan detak jantung yang memburuk.Perubahan detak jantung tidak hanya pada ibu melainkan berpengaruh pada detak jantung janin. Ibu sering mengeluh rasa sakit pada bagian rahim dan merembes pada cairan plasenta yang akan menjadikannya bau busuk. Apabila plasenta tidak pecah akan dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya kelainan pada janin.
Dengan demikian gejala yang seringkali berhubungan dengan chorioamnionitis yaitu leukositosis kurang dari 15.000 sel/mm3. Kemudian denyut janting yang kurang dari 160 kali/menit bahkan frekuensi nadi ibu kurang dari 100 kali/menit. Ibu hamil sering mengeluhkan sakit saat tidak berkontraksi dan juga cairan amnion yang berbau.
Penyebab Chorioamnionitis
Penyebab dari terjadinya chorioamnionitis pada ibu hamil memang beragam, pola hidup yang tidak sehat dapat memicu risiko chorioamnionitis yang lebih tinggi pada ibu hamil. Ibu hamil yang pernah mengalami persalinan prematur akan mungkin memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu persalinan yang lama dan ketuban pecah lama dapat meningkatkan risiko chorioamnionitis. Adapula yang disebabkan karena bakteri patogen dan juga pola hidup yang tidak sehat seperti rokok dan alkohol.
Komplikasi Chorioamnionitis
Plasenta memiliki peranan penting untuk kehidupan bayi di dalam kandungan. Selama kehamilan plasenta yang akan membantu memasok kebutuhan bayi. Plasenta menjadi tempat pertukaran ekskresi dimana sisa metabolisme dan nutrisi yang didapatkan oleh ibu hamil. Dengan plasenta maka dapat mengeluarkan zat sisa metabolisme janin menuju aliran darah ibu yang dikeluarkan melalui ginjal.
Selain itu plasenta merupakan jalur nutrisi yang dapat memasok kebutuhan janin untuk tumbuh kembang. Plasenta terhubung dengan aliran darah ibu hamil yang sangat dipengaruhi dengan makanan yang ibu konsumsi. Perbaiki dengan kecukupan gizi dan nutrisi agar tidak memperburuk kondisi janin.
Plasenta dapat memperkuat sistem imun sehingga memabntu janin terhindar dari infeksi bakteri dan virus. Sistem imun pada janin berasal dari ibu , apabila sistem imun ibu berkurang maka bayi juga akan mengalami gangguan. Terakhir plasenta memiliki fungsi untuk menjadi penyalur oksigen pada janin. Oksigen diperlukan oleh janin untuk perkembangan metabolisme yang berlangsung tiap sel ataupun jaringan. Kekurangan oksigen yang akan menyebabkan gangguan pada perkembangan janin.
Dengan mengetahui berbagai macam fungsi dari plasenta pada tumbuh kembang janin selama di dalam kandungan, sudah pasti sangat berhubungan dengan gangguan kesehatan apabila plasenta mengalami gangguan. Hal inilah yang memperburuk kondisi ibu yang mengalami chorioamnionitis.
Pada ibu yang terinfeksi chorioamnionitis sekitar 95-97% dapat terobati dengan pemberian antibiotik. Pada bayi yang lahir prematur lebih rentan terkena komplikasi yang lebih serius bahkan dapat menyebabkan bayi meninggal karena terjadi infeksi yang lebih serius.
Sedangkan apabila chorioamnionitis terjadi pada awal kehamilan dan ibu tidak mengalami gejala apapun maka besar kemungkinan ibu mengalami bayi lahir prematur atau meninggal di dalam kandungan.
Pengobatan dan Pencegahan chorioamnionitis
Menjaga kesehatan dengan pola hidup sehat memang saran yang terbaik. Meskipun seringkali klise, hanya saja ini benar adanya.Bagi ibu hamil kesehatan sangat penting. Terlebih menjaga janin di dalam kandungan. Infeksi yang terjadi pada plasenta akan berkaitan dengan kelahiran yang prematur. Bahkan bayi akan rentan terkena infeksi yang membahayakan keselamatan.
Penanganan dapat dilakukan dengan merujuk pasien ke rumah sakit. Kemudian dokter akan memberikan obat antibiotik dan terminasi kehamilan. Baik pada serviks yang matang dilakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau apabila serviks sebelum matang dengan prostaglandin dan infus oksitosin. Apabila dilakukan persalinan pervaginam maka antibiotik setelah persalinan akan diberhentikan. Bahkan apabila persalianan dilakukan dengan seksio sesarea maka antibiotik dan tambahan metronodazol diberikan.
Kondisi ibu dan janin sangat menentukan untuk tindakan yang akan diambil oleh medis. Lebih baik anda memang berkonsultasi ketika mengalami gejala gejala yang berhubungan dengan Chorioamnionitis sehingga dapat menghindari terjadinya gangguan yang tidak diinginkan pada tumbuh kembang janin. Chorioamnionitis berisiko lebih tinggi pada ibu hamil yang pernah mengalami ketuban pecah di kehamilan sebelumnya, apabila anda salah satunya konsultasikan untuk melakukan pencegahan.
Dengan demikian Chorioamnionitis merupakan masalah obstetrik yang dipertimbangkan sebagai penyebab utaman terjadinya kelahiran prematur. Sehingga akan memberikan dampak kesehatan pada janin. Bahkan penyebab kematian prenatal 70% disebabkan karena Chorioamnionitis.
Kejadian Chorioamnionitis berhubungan dengan usia kehamilan hingga kondisi ekonomi yang mengakibatkan nutrisi kurang diperhatikan oleh ibu hamil. Ibu hamil yang kurang mendapatkan nutrisi selama kehamilan maka akan menyebabkan insiden infeksi lebih tinggi. Chorioamnionitis akan menyebabkan kelahiran prematur dan ketuban pecah dini sehingga menimbulkan dampak sakit dan kematian perinatal. Meskipun sampai saat ini ketuban pecah dini belum ditemukan penyebab utamanya. Salah satunya erat kaitannya dengan infeksi bakteri.
Chorioamnionitis seringkali ditemukan pada kehamilan atau intra persalinan. Kondisi ibu hamil yang berhubungan dengan kurangnya nutrisi dan anemia dapat meningkatkan risiko terjadinya Chorioamnionitis. Perilaku yang sehat , kehidupan seksual yang baik dan sehat dan juga konsumsi makanan yang mengandung nutrisi sangat dibutuhkan untuk ibu hamil terhindar dari Chorioamnionitis. Pemeriksaan cultur bakteri dapat dilakukan untuk membantu proses pengobatan yang dilakukan pada ibu hamil yang terserang Chorioamnionitis. Pemberian obat anti infeksi yang akan membantu ibu dari rasa sakit dan neonatal.
Sumber :Chorioamnionitis dan Kehamilan - Bidanku.comhttp://bidanku.com/chorioamnionitis-dan-kehamilan#ixzz3T36KBpBD
Langganan:
Postingan (Atom)